YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Senin, 26 Oktober 2009

derita siapa

ketika engkau menderita,
dengan serangan membabibuta jutaan peluru ke segala penjurumu
dengan rumah beratapkan sehelai kain karna rumah dan keluarga telah mereka bombardir tanpa ampun
mereka runtuhkan pondasi rumahmu,
mereka tumpahkan darah setiap waktu tanpa henti,
mereka injak2 ketenangan masjidil aqsha yang dulu biasa kita khusyu bersujud didalamnya
mereka buat malam2mu menjadi begitu dingin
mereka buat airmatamu mengering, karna tak ada waktu meratapi segala milik yang mereka tlah renggut..

namun,
ketika engkau menderita,
mereka tebarkan kesturi dari segala penjuru peluru yang mereka lontarkan,
karna mereka terus menerus mencetak syahid2 yang akan senantiasa hidup dan dalam naungan syurga yang abadi..

maka,
ketika engkau menderita,
engkau senantiasa dalam ketentraman yang mendalam
karna tak pernah ada arti simbahan darah sesaat dibanding syurga yang kekal tanpa hisab tuk memasukinya,
engkau bayangkan para bidadari dan salam para malaikat dan nabi terdahulu, karna mereka telah begitu rindu menantimu...

maka, sesungguhnya merekalah para tentara zionis yang menderita,
dalam janji jahanam yang akan mereka telan sepanjang keabadian neraka
kezhaliman mereka, menjadi jalan siksa bagi diri mereka sendiri

dan satu rasa sesak kukirim padamu, dengan baluran airmata yang masih tersisa, meski seakan tanpa arti..
sungguh, ingin aku berjuang bersamamu,
menjemput syahid bersamamu, ya ikhwahfillah palestina...

bahagia

bila kutanya, dapatkah kau jawab seniscaya; APAKAH KAMU BAHAGIA?

semua masalah yang membebani, semua kesulitan hidup menjadi penghalan, bahkan penghapus kebahagiaan. itu kata mereka. itu yang aku rasakan...
sampai ketika suara itu mengguruiku tanpa bantah,
bahwa ukuran kebahagiaan tidak diukur dari seberapa besar yang kita hadapi, melainkan sebesar apa kamu sanggup menghadapinya,

sesendok garam tak pernah jadi asin, bila ku tebarkan bukan di mulutmu, melainkan di lautan luas...

segaris senyum tulus yang kau berikan, meski kadang kaupaksa, ternyata menjadi obat sepenuh hidup, ketika itu tanpa sadar ternyata engkau bahagiakan mereka, orang sekitarmu...

jadi kebahagiaan itu bukannya tidak pernah merasa sedih dari cobaan dan rintangan,
melainkan kesedihan tetap membuatmu jalan menuju kebahagiaan orang lain.
disitu kan kau temui kebahagiaan.
selalu. insya Allah.