YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 17 Februari 2011

Profesi Dambaan



Bisa tebak, apa profesi dambaan greenicha? Bisa dikatakan Cuma dua :
          Pertama, menjadi seperti yang sekarang ini greenicha jalani. Menjadi seorang guru. Karena profesi menjadi pendidik mendatangkan pahala yang bisa mengalir hingga melewati umur. Lagipula greenicha belum pernah puas dalam profesi ini, karena masih terlalu banyak ilmu yang harus dipelajari. Dalam learning how to learn, dan dalam banyak hal. Tapi greenicha sangat bersyukur bergelut di dunia pendidikan. Karena greenicha hidup bersama lingkungan anak. Hidup bersama anak anak yang begitu banyak, meski hakikatnya bukan anak greenicha beneran. Tapi sangat menyenangkan dan membahagiakan hidup bersama kepolosan mereka.
          Kedua, adalah dambaan yang amat sangat. Greenicha ingin seperti tenanga greenicha yang bernama ibu khadijah. Beliau adalah pembimbing haji dan umrah. Bahkan ia sudah dipercaya menjadi bagian dari departemen agama yang mengurus haji dan umroh. Greenicha ingin sekali menjadi pembimbing haji. Tdak digaji pun tidak mengapa. Yang penting greenicha bisa bekerja membimbing, dan yang talah utama adalahrutin ke tanah suci, menapaki jejak jejak nabi tercinta dan para sahabatnya. Oh sungguh dambaan greenicha. Ingin sekali rasanya melamar kerja ke ibu khadijah. Tapi greenicha sampai kini belum bisa berbahasa Arab. Jadi masih suka urung...

Mengapa belum menikah?


Mengapa belum menikah?
          Teman teman sudah terlalu banyak yang menanyakan hal itu, tapi alhamdulillah greenicha selalu bisa menepis dengan senyuman. Padahal banyak teman greenicha yang sudah jengah dengan pertanyaan seperti itu.    Tapi greenicha tetap saja tenang dan santai menjawabnya. Dengan jawaban yang sama. Tapi yang sesungguhnya tak selalu seperti itu. Kalau melihat umur, banyak teman sebaya greenicha yang bukan saja rata rata sudah pada menikah semua, tapi juga mereka sudah punya anak satu sampai tiga. Sedang greenicha duduk bersanding dengan seorang ikhwan yang sudah boleh disebut sebagai suami di pelaminan saja belum pernah. Tapi greenicha belum pernah, dan tidak pernah, insya Allah mendambakan sampai sampai gigit jari, menghindari undangan pernikahan, dah gitu stress, tertekan, apalagi depresi. Hehe... itu mah parah banget ya?
          Kadang kadang mendambakan juga sih, kan wajar ya, dengan umur greenicha yang hampir berkepala tiga nih. Tapi sebatas hati lah. Sekedar perasaan manusiawi. Karena yang namanya menikah itu kan berkaitan dengan takdir Allah, apalagi greenicha itu bukan ikhwan. Jadi sudah nyaman dengan penantian. Hayo, silakan daftar!
Hehe, tapi kan nyatanya tidak sedikit juga kan greenicha beberapa tahun sejak lulus masa kuliah dulu hingga akhir akhir ini, menolak ikhwan. Bukan karena idealis, tapi memang belum waktunya. Mereka sudah tahu lah alasannya.
          Tapi greenicha tidak pernah kecewa dalam berdoa pada Allah SWT akan takdir jodoh yang belum datang menjemput greenicha. Karena bukan saja masalah watu, tapi karena Allah SWT menunjukkan hikmah besar dibalik ini semua.
          Kemarin kemarin greenicha seangkot dengan beberapa orang, termasuk dua diantaranya sepasang kakek nenek dan seorang bapak yang juga sudah manula. Sudah berumur lanjut. Nah, saat itu mereka sedikit bercakap cakap. Dan nguping tak nguping terdengar juga, intiya mereka bertanya satu sama lain tentang bagaimana keadaan mereka. Kakek yang satu menjawab bahwa ia sakit, biasa lah penyakit orang yang sudah tua. Demikian katanya ringan. Lalu kakek yang satu berkata bahwa memang begitulah kalau sudah tua. Penyakit itu biasa.
          Hal sesederhana itu ternyata mengiris hati greenicha. Dan saat itu greenicha langsung terbenak wajah papa nya greenicha yang berada di rumah. Papa juga seumuran dengannya. Dan saat itu menjadi momen syukur greenicha yang bertambah dalam. Karena bisa jadi inilah alasan mengapa Allah SWT belum memberi waktu bagi greenicha untuk menikah. Karena Allah SWT masih memanjangkan waktu dan kesempatan besar buat greenicha ber birrul walidain kepada mama dan papa greenicha. Karena kalau sudah menikah, bisa jadi seperti yang terjadi pada teman teman greenicha yang lain; sudah fokus pada suami dan anak. Tapi greenicha masih punya banyak waktu untuk hidup dan menemani mama dan papa di rumah, di masa senja mereka.
Dan greenicha makin sujud syukur. Dan bertambah bahagia karena hikmah menguping tadi di angkot.
Alhamdulillah, Ya Rabb, sugguh, Engkau selalu memberi yang terbaik bagiku dalam waktu yang terbaik. Selalu...

Mengapa belum menikah?



          Teman teman sudah terlalu banyak yang menanyakan hal itu, tapi alhamdulillah greenicha selalu bisa menepis dengan senyuman. Padahal banyak teman greenicha yang sudah jengah dengan pertanyaan seperti itu.    Tapi greenicha tetap saja tenang dan santai menjawabnya. Dengan jawaban yang sama. Tapi yang sesungguhnya tak selalu seperti itu. Kalau melihat umur, banyak teman sebaya greenicha yang bukan saja rata rata sudah pada menikah semua, tapi juga mereka sudah punya anak satu sampai tiga. Sedang greenicha duduk bersanding dengan seorang ikhwan yang sudah boleh disebut sebagai suami di pelaminan saja belum pernah. Tapi greenicha belum pernah, dan tidak pernah, insya Allah mendambakan sampai sampai gigit jari, menghindari undangan pernikahan, dah gitu stress, tertekan, apalagi depresi. Hehe... itu mah parah banget ya?
          Kadang kadang mendambakan juga sih, kan wajar ya, dengan umur greenicha yang hampir berkepala tiga nih. Tapi sebatas hati lah. Sekedar perasaan manusiawi. Karena yang namanya menikah itu kan berkaitan dengan takdir Allah, apalagi greenicha itu bukan ikhwan. Jadi sudah nyaman dengan penantian. Hayo, silakan daftar!
Hehe, tapi kan nyatanya tidak sedikit juga kan greenicha beberapa tahun sejak lulus masa kuliah dulu hingga akhir akhir ini, menolak ikhwan. Bukan karena idealis, tapi memang belum waktunya. Mereka sudah tahu lah alasannya.
          Tapi greenicha tidak pernah kecewa dalam berdoa pada Allah SWT akan takdir jodoh yang belum datang menjemput greenicha. Karena bukan saja masalah watu, tapi karena Allah SWT menunjukkan hikmah besar dibalik ini semua.
          Kemarin kemarin greenicha seangkot dengan beberapa orang, termasuk dua diantaranya sepasang kakek nenek dan seorang bapak yang juga sudah manula. Sudah berumur lanjut. Nah, saat itu mereka sedikit bercakap cakap. Dan nguping tak nguping terdengar juga, intiya mereka bertanya satu sama lain tentang bagaimana keadaan mereka. Kakek yang satu menjawab bahwa ia sakit, biasa lah penyakit orang yang sudah tua. Demikian katanya ringan. Lalu kakek yang satu berkata bahwa memang begitulah kalau sudah tua. Penyakit itu biasa.
          Hal sesederhana itu ternyata mengiris hati greenicha. Dan saat itu greenicha langsung terbenak wajah papa nya greenicha yang berada di rumah. Papa juga seumuran dengannya. Dan saat itu menjadi momen syukur greenicha yang bertambah dalam. Karena bisa jadi inilah alasan mengapa Allah SWT belum memberi waktu bagi greenicha untuk menikah. Karena Allah SWT masih memanjangkan waktu dan kesempatan besar buat greenicha ber birrul walidain kepada mama dan papa greenicha. Karena kalau sudah menikah, bisa jadi seperti yang terjadi pada teman teman greenicha yang lain; sudah fokus pada suami dan anak. Tapi greenicha masih punya banyak waktu untuk hidup dan menemani mama dan papa di rumah, di masa senja mereka.
Dan greenicha makin sujud syukur. Dan bertambah bahagia karena hikmah menguping tadi di angkot.
Alhamdulillah, Ya Rabb, sugguh, Engkau selalu memberi yang terbaik bagiku dalam waktu yang terbaik. Selalu...

Greenicha ga suka...



* teman yang keseringan tidak balas sms, karna itu pertanda ia begitu cuek, padahal butuh waktu kan tuk mengetik pesan ke dia, dan harganya pun murah...
* pendusta. Karna kalau bicara tak jujur bisa jadi ia memiliki bakat pendusta, bohong sebelumnya dan setelahnya. Jadi bagaimana greenicha bisa bedakan lisannya, kapan ia jujur dan kapan saat tak jujur..??
* banyak bicara tentang orang. Sebetulnya greenicha juga suka ngomongin orang, tapi itu karna maksud untuk mengambil hikmah dan perbaikan. Tapi kaan ada yang membicarakan orang sebagai hobi..ngerumpi gitu looh seperti obrolan gosip-gosip, dari soal tetangga sampai artis. Itu yang mel ga betah. Lebih suka menyendiri deh kalo gitu..soalnya mel gak pinter mengalihkan pembicaraan sih...
* sulit dipegang janji saat greenicha minta dipinjami buku. Padahal greenicha meski pecinta buku, ga segan tuk pinjami buku..
* orang sekitar yang tidak murah senyum...kaku dan tidak ramah. Padahal rasulullah saw saja sudah sering mengingatkan greenicha, kalau senyum itu kebiasannya beliau saw, bahkan ke orang yang tidak dikenalnya beliau juga senyum..
* suka tidak terbuka soal pemikiranya, dan bisik bisik di belakang. Berkata tapi ke orang lain, tapi saat bertemu greenicha tidak mau teru sterang. Eh, greenicha itu peka dan perasa lagi mudah tersinggung loh, hehe.. tapi greenicha lebih senang kalau ada yang jujur asalkan tidak main belakang. Hehe... mainnya di depan pekarangan greenicha saja yah..

Ekstentrik Greenicha


Ia am simply unordinary...

* sahabat sama buku, hal yang tak pernah terlewatkan di dalam tasnya, kemanapun pergi
* suka menyendiri, berteman buku, seringkali sudah terasa lengkap
* sulit membaca dalam tenggelam keasyikan bila tengah dilanda bad mood, jadi sahabatnya beralih ke musik yang dissukanya, karna musik adalah ekspresi hatinya. Kau takkan pernah tahu itu...
* suka musik melody barat yang dijadikan nasyid menurut ‘alam pikirnya’ sendiri
* suka sama lagu-lagu mellow yang heart breaking. Karena mirisnya, itulah suara hatinya yang terangkum di lirik lirik itu...
* suka curhat di buku diary. Bahkan ada buku diary mel di wordpress, suara hati banget deh. Tapi rahasiaa...
* tertutup, meski suka dengan kejujuran
* suka menjadi pendengar daripada pembcara yang ulung. Tidak suka diperhatikan orang banyak. Jengah ah..
* suka nonton film barat dan mengambil hikmah, bahkan dari kisah buatan hollywood..
* kalau diibaratkan film, greenicha suka diibaratkan penokohan eowyn di lotr. (sok) tangguh, (sok) tegar, cantik(alhamdulillah, pemberian Allah nih), (sok) pemberani, dan gagal mendapatkan pengeran impiannya, hehe...
* tidak pandai bercerita, tidak pula dalam bakat menulis, padahal tiap kali diam, fikirannya seringkali menerawang, berfikir tentang banyak hal hal, begitu abnyak kelebat.. begitu banyak hikmah yang ingin dikuakkannya.